Rabu, 17 Oktober 2012

Sahabat Kamu Menjadi Pacar, Baguskah ?


Cinta adalah sejenis tanaman yang bisa tumbuh dimana pun, kapan pun, juga pada siapa pun. Suatu ketika ia hadir menjadi  sejenis pohon yang hanya tumbuh di tanah-tanah tertentu, seperti pohon zaitun atau kurma misalnya. Dimana kedua tanaman ini  selalu membutuhkan suhu dan tempat khusus yang berbeda dengan tanaman-tanaman lainnya. Namun diwaktu yang lain, cinta  terkadang tumbuh seperti tanaman unik, kadang seperti kaktus, kadang juga anggun seperti palem. Sehingga kamu dibuat  terkesima atau justru sebaliknya justru sekedar angan-angan belaka? Kamu juga pasti bertanya-tanya apakah perasaanmu harus di  ungkapkan atau tidak? Apakah konsekuensi-konsekuensi yang akan kamu terima jika kamu mengungkapkan perasaan? Bagaimana jika  ia, temanmu juga memiliki perasaan yang sama? Bagaimana pula jika perasaan itu justru bersifat sepihak, dan hanya kamu yang
merasakannya? Pagi, siang, dan malam kamu tiba-tiba dilanda risau dengan berbagai pertanyaan. Suatu ketika terkadang kamu  merasa yakin dengan perasaan itu. Namun diwaktu lain kamu kembali ragu dengan perasaanmu sendiri. Lantas apa yang harus  dilakukan? Apakah menyimpannya atau justru mengungkapkan nya?
sahabat menjadi pacarJatuh cinta pada teman atau sahabat memang bukan suatu kesalahan. Kejadian seperti ini bahkan bisa dibilang kejadian yang  biasa terjadi dalam hidup. Di mana sebuah persahabatan atau pertemanan antara dua orang pada akhirnya berujung dengan  percintaan, bahkan pernikahan. Sebuah penelitian dan survei yang dilakukan di Universitas Amerika bahkan mendapat temuan unik  di mana 75% hubungan percintaan di Amerika terjadi bermula dari pertemanan. Setengah dari jumlah itu bahkan menyatakan bahwa  mereka berharap bisa menikah dengan sahabat mereka.
So, kamu tidak perlu merasa bersalah ketika jatuh hati dengan teman atau sahabat sendiri. Hanya saja saat mengalami situasi  seperti itu, kamu tidak boleh asal dalam membangun hubungan. Sebaliknya kamu justru harus mempertimbangkan berbagai  kemungkinan dari hubungan tersebut. Mulai dari kemungkinan sama dan tidaknya perasaan yang kamu rasakan dengan temanmu,
hingga apa dampak dari hubungan percintaan bagi kalian berdua, jika kelak kalian putus hubungan. Dengan terlebih dahulu  membuat pertimbangan-pertimbangan secara matang, maka kamu akan tahu secara pasti, apakah perasaan cinta yang kamu rasakan  harus ditingkatkan ke dalam hubungan yang jauh lebih intim atau justru dibuang jauh-jauh.
Hal pertama adalah teliti sahabat kamu, apakah ia masih sendiri atau justru telah memiliki kekasih. Apabila ia sudah terikat  dalam satu hubungan pernikahan atau pertunangan, sebaiknya buang jauh perasan itu. Jangan menjebak diri anda sendiri. Jadikan  dia sebagai sahabat yang harus saling menghargai dan menghormati hubungan dengan yang lain. Tapi jika dia dan anda masih  sendiri, lanjutkan saja. Hal kedua yang perlu pula kamu pertimbangkan adalah nilai persahabatan itu sendiri. Pikirkan baik- baik apakah dia lebih baik tetap menjadi sahabat atau kekasih. Banyak kasus yang membuktikan bahwa seorang sahabat bisa jauh  lebih baik untuk tetap menjadi sahabat daripada kekasih. Perubahan menjadi kekasih justru akan ‘merusak’ banyak hal., entah  karena perubahan sikap atau


Karena pengaruh orang – orang sekitar, kadang persahabatan tanpa romantika terasa jauh lebih indah, bermutu dan lebih langgeng. Kemudian kamu juga harus tahu apakah temanmu memiliki perasaan yang sama atau tidak dengan dirimu. Dengan begitu saat kamu  mengungkapkan perasaan, kamu tidak akan mengalami patah hati sebab cintamu ternyata bertepuk sebelah tangan. Hal lain yang  perlu kamu siapkan adalah jika mendapat penolakan. Apabila kamu tetap ingin mengubah suasana persahabatan menjadi cinta  dengan sahabat sendiri, maka kamu harus siap menghadapi sebuah penolakan yang berakhir dengan perubahan hubungan yang menjadi hambar atau kikuk.
sahabat jadi kekasihPertimbangkan pula lingkungan sekitar, karena kamu tidak tinggal berdua. Mungkin kamu bersahabat dalam satu kelompok.  Pertimbangkan semua orang yang juga dekat dengan dirinya, jangan egois memikirkan perasaan berdua saja. Yakinkan perasaan  kamu. Banyak orangyang hanya ‘merasa’ bahwa mereka sedang jatuh cinta pada sahabat sendiri. Padahal perasaan ini belum tentu  benar. Mungkin saja mereka sedang patah hati dan kebetulan sahabat adalah teman curhat terbaik yang selalu ada. Dalam keadaan  rapuh seperti itu, orang cenderung gampang merasa jatuh cinta, padahal itu hanya luapan emosi belaka. Ada pula yang merasa  jatuh cinta hanya karena kesepian belum mendapat kekasih dan sahabat sendiri seolah menjadi ‘pilihan satu – satunya daripada tidak ada’. lni pula merupakan sesuatu yang buruk karena biasanya tidak berlangsung lama. Jadi yakinkan dulu perasaan anda.
Meski kamu telah yakin dengan perasaanmu juga perasaan dirinya, usahakan kamu tidak terburu – buru. Jika kamu berdua sudah  sangat dekat, jangan terlalu cepat mengambil langkah maju. Sekali kamu membawa suasana romantis dan dia pun merasakan hal  yang sama, maka seluruh elemen dalam hidup kalian berdua akan berubah dan itu bisa menimbulkan konflik dan kejutan. Bersiap  untuk yang terburuk. Sebenamya yang terburuk bukan hanya sekedar ditolak tetapi jika anda kehilangan dirinya sebagai sahabat  dan sekaligus tidak pernah mendapatkannya sebagai kekasih karena perasaan anda kepadanya tidak terbalas. Banyak sahabat yang  berubah menjadi kekasih dan itu adalah sesuatu yang indah. Namun hanya segelintir sebuah perpisahan cinta berujung dengan  persahabatan. Memang segala kemungkinan bisa saja terjadi tapi ingat, sahabat merupakan sesuatu ‘bagian yang hilang’ yang  selama ini kamu Cari. Jika kamu ingin mencintai sahabat sendiri, resiko terburuknya ialah bisa kehilangan sahabat secara  utuh. Dalam hal ini, pikirkan seberapa berharganya persahabatan anda. Apakah lebih baik anda tetap menjadi sahabat sejatinya  tanpa cinta atau menyatakan cinta padanya dengan resiko kehilangan dirinya ? Selamat mencoba. Semoga yang terbaik adalah yang  menjadi pilihan anda. Sahabat atau Pacarnya, dan kalau bisa dua – duanya.